Selasa, 01 Juni 2010

Gangguan reseptif – ekspresif

Mencakup permasalahan gangguan bahasa dan kesulitan mengerti dan menerima kata-kata dan kalimat serta menentukan maknanya. Dua gangguan tersebut gampang muncul disaat lahir dan pada proses perkembangan atau keduanya diperoleh sebagai akibat cedera neurologis atau cedera pada otak. Kelainan ini juga bisa disebabkan karena adanya lesi pada bagian posterior dari grilus frontalis inferior yaitu sekitar daerah broca. Selain cirri gangguan bicara ekspretif, anak-anak ini juga mempunyai kesulitan mengartikan ucapan orang lain, terutama yang bersifat abstrak. Mereka sering salah mengartikan pertanyaan, komentar, atau cerita yang panjang.

Kriteria diagnosis memerlukan intelegensi non-verbal yang normal. Prognosis kurang baik dibandingkan gangguan berbahasa ekspretif. Pada masa sekolah mereka akan tertinggal oleh teman sebayanya. Karena komprehensi kurang baik, dapat muncul gangguan atensi. Kira-kira 40-60% akan mengalami gangguan fonologi, sedangkan 50% mengalami gangguan membaca. Masalah bahasa, dikombinasi dengan kesulitan membaca atau atensi akan menyebabkan lingkaran setan kemampuan akademik yang kurang, rasa percaya diri yang rendah, motivasi yang rendah dan isolasi sosial pada 70% kasus. Mereka akan dapat berbicara, tetapi terlambat dibandingkan anak sebayanya. Pada masa dewasa, kemampuan bicara cukup untuk komunikasi sehari-hari, tetapi mereka tetap menunjukan kesulitan bila harus mengartikan atau menceritakan suatu masalah yang kompleks.

Muttaqin, Ajar. 2008. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persyarafan. Jakarta : Salemba medika.

Pusponegoro HD. 2001. Gangguan komunikasi Makalah pada pertemuan Ilmiah Tahunan. Palembang : Ikatan Dokter Anak Indonesia.

1 komentar:

  1. heyy, Terima kasih, artikel yang menarik~ informasinya bermanfaat, please check this web
    Kunjungi IT Telkom Jakarta:
    Website Kami
    Website Kami
    thankyou...

    BalasHapus