1. Privasi
A. Definisi
Hartono (1986) mengungkapkan bahwa privasi adalah tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu keinginan berinteraksi atau keinginan untuk menghindar.
Rapport (dalam Soesilo, 1988) mengemukakan bahwa privasi adalah kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan dan kemampuan untuk mencapai interaksi yang diiginkan.
Altman (1975) mendefinisikan privasi adalah proses pengontrolan yang selektif terhadap akses kepada diri sendiri dan orang lain.
Marcella (2004) mengemukakan bahwa privasi adalah keadaan dimana seseorang dapat mengontrol sepenuhnya kondisi bahwa ia tidak dapat diganggu dan ia merasa nyaman dan aman karena memiliki barier psikologis terhadap adanya gangguan.
Ada beberapa fungsi privasi menurut Altman :
1. Sebagai pengaruh dan pengontrol interaksi interpersonal
2. Merencanakan dan membuat strategi untuk berhubungan dengan orang lain
3. Memperjelas konsep diri dan identitas diri.
Terdapat dua jenis privasi, yaitu privasi rendah (ada saat-saat dimana individu ingin terus berinteraksi dengan orang lain) dan privasi tinggi (ada waktu dimana individu ingin menyendiri dan terpisah dari orang lain). Untuk mencapai hal iyu ia akan mengontrol dan mengatur melalui sesuatu mekanisme perilaku yang digambarkan oleh Altman sebagai berikut :
a. Perilaku verbal
Perilaku yang ditunjukkan dengan cara mengatakan kepada orang lain secara verbal dan sejauh mana orang lain dapat berinteraksi dengan dirinya.
b. Perilaku non verbal
Perilaku ditunjukkan dengan menunjukkan ekspresi wajah atau menggerakan tubuh tertentu yang memiliki arti tidak menyukai orang tersebut dan tidak ingin berinteraksi.
c. Mekanisme kultural
Budaya mempunyai bermacam-macam adapt, aturan dan norma yang menggambarkan keterbukaan dan ketertutupan kepada orang lain dan hal itu sudah diketahui oleh banyak orang pada budaya tertentu.
d. Ruang personal
Salah satu mekanisme perilaku untuk mencapai tingkatan privasi tertentu. Terdapat beberapa karakteristik ruang personal, yaitu :
- Daerah batas diri yang diperbolehkan dimasuki oleh orang lain.
- Ruang personal tidak berupa pagar yang tampak mengelilingi seseorang yang terletak pada suatu tempat tetapi batas ini melekat pada diri dan dibawa kemana-mana.
- Bergantung dengan siapa seseorang itu berhubungan
- Pelanggaran ruang personal oleh orang lain akan dirasakan sebagai ancaman sehingga daerah ini dikontrol dengan kuat.
e. Teritorial
Merupakan mekanisme perilaku orang lain untuk mencapai privasi tertentu. Jika mekanisme ruang personal tidak memperluhatkan dengan jelas kawasan yang menjadi pembatas antara dirinya dengan orang lain maka pada territorial batas-batas tersebut nyata dengan tempat yang relatif tetap.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi privasi
Terdapat fakor yang mempengaruhi privasi yaitu fakor personal, fakor situasional, dan fakor budaya.
Fakor personal. Marshall (dalam Gifford, 1987) perbedaan dalam latar belakang pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan akan privasi. Walden (dalam Gifford, 1987) terdapat perbedaan jenis kelamin dlam privasi. Antara pria dan wanita memiliki respin yang berbeda. Wanita lebih baik dalam merespon daripada pria bila dihadapkan pada situasi dengan kepadatan yang lebih tinggi.
Fakor Situasional. Kepuasan dalam kebutuhan akan privasi sangat berhubungan dengan seberapa besar lingkungan menmgijinkan orang-orang didalamnya untuk menyendiri (Gifford, 1987). Seting rumah sangat berhubungan dengan seberapa sering para oenghuni berhubungan dengan orang, jarak antara rumah dan banyaknya tetangga sekitar rumah.
Fakor Budaya. Mekanisme privasi ini tergantung kepada kesepakatan sosial. Terdapat aturan-aturan dan norma-norma sendir yang dianut oleh suatu budaya dalam mengatur suatu privasi.
C. Pengaruh Privasi dalam Perilaku
Fungsi psikologis dari privasi dapat dibagi menjadi privasi yang memainkan peran dlam mengelola interaksi sosial yang kompleks di dalam kelompok sosial dan membantu kita menetapkan perasaan identitas diri.
2. Personal Space (Ruang Personal)
A. Definisi
Istilah personal space dikemukakan pertama kali oleh Katz pada tahun1973 dan bukan merupakan sesuatu yang unik dalam istilah psikologi, karena istilah ini juga dipakai dalam bidang biologi, antropologi, dan arsitektur. Studi personal space adalah tinjauan dalam perilaku hewan dengan cara mengamati perilaku mereka berkelahi, terbang, makan, jarak sosial antara yang satu dengan yang lain. Menurut Sommer (dalam Altman, 1975) ruang personal adalah daerah disekeliling seseorang dengan batas-batas yang tidak jelas diaman seseorang tudak boleh memasukinya.
Menurut Erdward T.Hall bahwa dalam interaksi sosial terdapat empat zona spasial yang meliputi : jarak intim, jarak personal, jarak sosial, dan jarak publik.
a. Jarak Intim adalah jarak yang dekat datau akrab dengan jarak 0-18 inci. Menurut Hall pada jarak yang akrab ini kemunculan orang lain adalah jelas sekali dan mungkin suatu saat akan menjadi sangat besar karena sangat meningkatnya masukan pancaindra. Jika jarak ini menyenangkan dalam situasi tertentu yaitu ketika seseoramg berinteraksi dengan orang lain yang dicintainya, mungkin akan menjadi tidak menyenangkan dalam situasi yang lain.
b. Jarak pribadi memiliki jarak antara 1,5-4 kaki. Jarak ini adalah karakteristik kerenggangan yang biasa dipakai individu satu dengan yang lain. Jarak personal ini masih dibagi menjadi dua yaitu, fase dekat (1,5-2,5 kaki) dan fase jauh (2,5-4 kaki). Fase dekat memungkinkan banyak sekali pertukaran, sentuhan, bau, pandangan, dan isyarat-isyarat lainnya. Pada fase jauh, jaraknya dapat memanjang sampai jarak dimana masing-masing orang dapat saling menyentuh dengan mengulurkan tangannya. Zona jarak personal adalah transmisi antara kontak intim engan tingkah laku umum yang agak formal.
c. Jarak Sosial yang mempunyai jarak 4-25 kaki dan merupakan jarak-jarak normal yang memungkinkan terjadinya kontak sosial yang umum serta hubungan bisnis.
d. Jarak public, yaitu pada jarak 12-25 kaki atau jarak-jarak dimana isyarat-isyarat komunikasi lebih sedikit dibandingkan dengan daerah-daerah terdahulu. Jarak ini secara khusus disediakan untuk situasi-situasi formal atau pembiaraan umum atau orang-orang yang berstatus lebih tinggi.
3. Teritorial
A. Teritorial
Territorial adalah suatu tingkah laku yang diasosiasiakan pemilikan atau tempat yang ditempatinya atau area yang sering melibatkan cirri pemilikannya dan pertahanan dari serangan orang lain ( Hoalan dalam iskandar, 1990).
B. Elemen-elemen Teritorial
Teritorial dibagi menjadi tiga, yaitu : territorial primer, territorial sekunder, dan territorial umum.
1. Teritorial Primer. Jenis teritori ini dimiliki serta dipergunakan secara khusus bagi pemiliknya. Pelanggaran terhdapap teori utama ini akan mengakibatkan timbulnya perlawanan dari pemiliknya dan ketidakmampuan untuk mempertahankan teritori utama ini akan mengakibatkan timbulnya perlawanan dari pemiliknya dan ketidakmampuan untuk mem[ertahankan teoriti utama ini akan mengakibatkan masalah yang serius terhadap aspek psikologis pemiliknya, yaitu hal harga diri dan identitas.
2. Teritori Sekunder. Jenis teritori ini lebih longgar pemakaiannya dan pengontrolan oleh perorangan. Teritori ini dapat digunakan oleh orang lain yang masih disalam kelompok atau orang yang mempunyai kepentingan kepada kelompok itu.
3. Teritorial Umum. Dapat digunakan oleh setiap orang dengan mengikuti aturan-aturan yang lazim disalam masyarakat dimana territorial umum itu berada. Berdasarkan pemakaiannya, territorial umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Stalls. Stalls merupakan tempat yang dapat disewa atau dipergunakan dalam jangka waktu tertentu.
b. Turns. Turns hamper sama seperti stalls. Turns dipakai orang dalam waktu yang singkat.
c. Use Space. Teritoriyang berupa ruang yang dimulai dari titik kedudukan seseorang ke titik kedudukan objek yang sedang diamati seseorang.
Hubungan antara Privasi, Ruang Personal, dan Teritorial dengan Lingkungan
Seorang individu dapat mengatur dan mengontrol setiap interaksi yang masuk terhadap dirinya akan orang lain. Privasi yang dimiliki oleh seseorang akan mengatur kondisi sepenuhnya bahwa ia tidak mau diganggu akan kehadiran orang lain didekatnya. Adakalnya seseorang ingin terus bersama-sama dengan orang lain dan adakalanya ingin menutup diri akan kehadiran orang lain dan waktu yang dimiliki hanya punya dirinya. Apabila privasi dalam diri seorang individu kuat dan tidak muah digoyahkan, maka meskipun lingkungan tersebut mendukung untuk bersosialisasi secara bebas, tetap saja individu tersebut akan mengontrol secara selektif terhadap orang lain yang ingin memulai interaksi dengan dirinya. Privasi yang dimiliki seseorang terdapat keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain atau justru ingin menghindar dengan berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain, dengan cara mendekati atau menjauhinya.
Setiap individu pasti memiliki criteria diri sendiri untuk menentukan jarak personal yang akan dimasuki oleh orang lain, sehingga criteria setiap individu berbeda-beda. Dalam berlingkungan seorang individu akan memberlakukanorang lain yang dekat dengan dirinya atau tidak dekat dengan dirinya akan berbeda-beda. Teman-teman yang selalu menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman yang hanya kenal dikelas akan berbeda cara memberlakukannya misalnya dalam hal bercerita tentang masalah pribadi. Seorang individu akan lebih mempercayai orang lain yang dekat dengan dirinya untuk berbagi rahasia dibandingkan dengan orang lain yang baru saja dikenalnya.
Territorial merupakan tingkah laku yang menggambarkan bahwa suatu tempat tertentu yang ditempatinya merupakan miliknya. Territorial berupa tempat yang dimiliki bersama-sama dengan orang lain ataupun tempat yang dimiliki diri sendiri. Sekolahan ku, Negara ku, kamar ku merupakan contoh-contoh dari territorial yang dimiliki oleh individu maupun berkelompok. Organisasi merupakan suatu badan yang bisa jadi merupakan kumpulan dari orang-orang yang memiliki paham bersama sehingga membentuk suatu organisasi, sehingga organisasi menjadi milik bersama dan setiap anggota dari organisasi akan mengusahakan berbagai macam cara untuk membangun organisasinya supaya berkembang.
A. Definisi
Hartono (1986) mengungkapkan bahwa privasi adalah tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu keinginan berinteraksi atau keinginan untuk menghindar.
Rapport (dalam Soesilo, 1988) mengemukakan bahwa privasi adalah kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan dan kemampuan untuk mencapai interaksi yang diiginkan.
Altman (1975) mendefinisikan privasi adalah proses pengontrolan yang selektif terhadap akses kepada diri sendiri dan orang lain.
Marcella (2004) mengemukakan bahwa privasi adalah keadaan dimana seseorang dapat mengontrol sepenuhnya kondisi bahwa ia tidak dapat diganggu dan ia merasa nyaman dan aman karena memiliki barier psikologis terhadap adanya gangguan.
Ada beberapa fungsi privasi menurut Altman :
1. Sebagai pengaruh dan pengontrol interaksi interpersonal
2. Merencanakan dan membuat strategi untuk berhubungan dengan orang lain
3. Memperjelas konsep diri dan identitas diri.
Terdapat dua jenis privasi, yaitu privasi rendah (ada saat-saat dimana individu ingin terus berinteraksi dengan orang lain) dan privasi tinggi (ada waktu dimana individu ingin menyendiri dan terpisah dari orang lain). Untuk mencapai hal iyu ia akan mengontrol dan mengatur melalui sesuatu mekanisme perilaku yang digambarkan oleh Altman sebagai berikut :
a. Perilaku verbal
Perilaku yang ditunjukkan dengan cara mengatakan kepada orang lain secara verbal dan sejauh mana orang lain dapat berinteraksi dengan dirinya.
b. Perilaku non verbal
Perilaku ditunjukkan dengan menunjukkan ekspresi wajah atau menggerakan tubuh tertentu yang memiliki arti tidak menyukai orang tersebut dan tidak ingin berinteraksi.
c. Mekanisme kultural
Budaya mempunyai bermacam-macam adapt, aturan dan norma yang menggambarkan keterbukaan dan ketertutupan kepada orang lain dan hal itu sudah diketahui oleh banyak orang pada budaya tertentu.
d. Ruang personal
Salah satu mekanisme perilaku untuk mencapai tingkatan privasi tertentu. Terdapat beberapa karakteristik ruang personal, yaitu :
- Daerah batas diri yang diperbolehkan dimasuki oleh orang lain.
- Ruang personal tidak berupa pagar yang tampak mengelilingi seseorang yang terletak pada suatu tempat tetapi batas ini melekat pada diri dan dibawa kemana-mana.
- Bergantung dengan siapa seseorang itu berhubungan
- Pelanggaran ruang personal oleh orang lain akan dirasakan sebagai ancaman sehingga daerah ini dikontrol dengan kuat.
e. Teritorial
Merupakan mekanisme perilaku orang lain untuk mencapai privasi tertentu. Jika mekanisme ruang personal tidak memperluhatkan dengan jelas kawasan yang menjadi pembatas antara dirinya dengan orang lain maka pada territorial batas-batas tersebut nyata dengan tempat yang relatif tetap.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi privasi
Terdapat fakor yang mempengaruhi privasi yaitu fakor personal, fakor situasional, dan fakor budaya.
Fakor personal. Marshall (dalam Gifford, 1987) perbedaan dalam latar belakang pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan akan privasi. Walden (dalam Gifford, 1987) terdapat perbedaan jenis kelamin dlam privasi. Antara pria dan wanita memiliki respin yang berbeda. Wanita lebih baik dalam merespon daripada pria bila dihadapkan pada situasi dengan kepadatan yang lebih tinggi.
Fakor Situasional. Kepuasan dalam kebutuhan akan privasi sangat berhubungan dengan seberapa besar lingkungan menmgijinkan orang-orang didalamnya untuk menyendiri (Gifford, 1987). Seting rumah sangat berhubungan dengan seberapa sering para oenghuni berhubungan dengan orang, jarak antara rumah dan banyaknya tetangga sekitar rumah.
Fakor Budaya. Mekanisme privasi ini tergantung kepada kesepakatan sosial. Terdapat aturan-aturan dan norma-norma sendir yang dianut oleh suatu budaya dalam mengatur suatu privasi.
C. Pengaruh Privasi dalam Perilaku
Fungsi psikologis dari privasi dapat dibagi menjadi privasi yang memainkan peran dlam mengelola interaksi sosial yang kompleks di dalam kelompok sosial dan membantu kita menetapkan perasaan identitas diri.
2. Personal Space (Ruang Personal)
A. Definisi
Istilah personal space dikemukakan pertama kali oleh Katz pada tahun1973 dan bukan merupakan sesuatu yang unik dalam istilah psikologi, karena istilah ini juga dipakai dalam bidang biologi, antropologi, dan arsitektur. Studi personal space adalah tinjauan dalam perilaku hewan dengan cara mengamati perilaku mereka berkelahi, terbang, makan, jarak sosial antara yang satu dengan yang lain. Menurut Sommer (dalam Altman, 1975) ruang personal adalah daerah disekeliling seseorang dengan batas-batas yang tidak jelas diaman seseorang tudak boleh memasukinya.
Menurut Erdward T.Hall bahwa dalam interaksi sosial terdapat empat zona spasial yang meliputi : jarak intim, jarak personal, jarak sosial, dan jarak publik.
a. Jarak Intim adalah jarak yang dekat datau akrab dengan jarak 0-18 inci. Menurut Hall pada jarak yang akrab ini kemunculan orang lain adalah jelas sekali dan mungkin suatu saat akan menjadi sangat besar karena sangat meningkatnya masukan pancaindra. Jika jarak ini menyenangkan dalam situasi tertentu yaitu ketika seseoramg berinteraksi dengan orang lain yang dicintainya, mungkin akan menjadi tidak menyenangkan dalam situasi yang lain.
b. Jarak pribadi memiliki jarak antara 1,5-4 kaki. Jarak ini adalah karakteristik kerenggangan yang biasa dipakai individu satu dengan yang lain. Jarak personal ini masih dibagi menjadi dua yaitu, fase dekat (1,5-2,5 kaki) dan fase jauh (2,5-4 kaki). Fase dekat memungkinkan banyak sekali pertukaran, sentuhan, bau, pandangan, dan isyarat-isyarat lainnya. Pada fase jauh, jaraknya dapat memanjang sampai jarak dimana masing-masing orang dapat saling menyentuh dengan mengulurkan tangannya. Zona jarak personal adalah transmisi antara kontak intim engan tingkah laku umum yang agak formal.
c. Jarak Sosial yang mempunyai jarak 4-25 kaki dan merupakan jarak-jarak normal yang memungkinkan terjadinya kontak sosial yang umum serta hubungan bisnis.
d. Jarak public, yaitu pada jarak 12-25 kaki atau jarak-jarak dimana isyarat-isyarat komunikasi lebih sedikit dibandingkan dengan daerah-daerah terdahulu. Jarak ini secara khusus disediakan untuk situasi-situasi formal atau pembiaraan umum atau orang-orang yang berstatus lebih tinggi.
3. Teritorial
A. Teritorial
Territorial adalah suatu tingkah laku yang diasosiasiakan pemilikan atau tempat yang ditempatinya atau area yang sering melibatkan cirri pemilikannya dan pertahanan dari serangan orang lain ( Hoalan dalam iskandar, 1990).
B. Elemen-elemen Teritorial
Teritorial dibagi menjadi tiga, yaitu : territorial primer, territorial sekunder, dan territorial umum.
1. Teritorial Primer. Jenis teritori ini dimiliki serta dipergunakan secara khusus bagi pemiliknya. Pelanggaran terhdapap teori utama ini akan mengakibatkan timbulnya perlawanan dari pemiliknya dan ketidakmampuan untuk mempertahankan teritori utama ini akan mengakibatkan timbulnya perlawanan dari pemiliknya dan ketidakmampuan untuk mem[ertahankan teoriti utama ini akan mengakibatkan masalah yang serius terhadap aspek psikologis pemiliknya, yaitu hal harga diri dan identitas.
2. Teritori Sekunder. Jenis teritori ini lebih longgar pemakaiannya dan pengontrolan oleh perorangan. Teritori ini dapat digunakan oleh orang lain yang masih disalam kelompok atau orang yang mempunyai kepentingan kepada kelompok itu.
3. Teritorial Umum. Dapat digunakan oleh setiap orang dengan mengikuti aturan-aturan yang lazim disalam masyarakat dimana territorial umum itu berada. Berdasarkan pemakaiannya, territorial umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Stalls. Stalls merupakan tempat yang dapat disewa atau dipergunakan dalam jangka waktu tertentu.
b. Turns. Turns hamper sama seperti stalls. Turns dipakai orang dalam waktu yang singkat.
c. Use Space. Teritoriyang berupa ruang yang dimulai dari titik kedudukan seseorang ke titik kedudukan objek yang sedang diamati seseorang.
Hubungan antara Privasi, Ruang Personal, dan Teritorial dengan Lingkungan
Seorang individu dapat mengatur dan mengontrol setiap interaksi yang masuk terhadap dirinya akan orang lain. Privasi yang dimiliki oleh seseorang akan mengatur kondisi sepenuhnya bahwa ia tidak mau diganggu akan kehadiran orang lain didekatnya. Adakalnya seseorang ingin terus bersama-sama dengan orang lain dan adakalanya ingin menutup diri akan kehadiran orang lain dan waktu yang dimiliki hanya punya dirinya. Apabila privasi dalam diri seorang individu kuat dan tidak muah digoyahkan, maka meskipun lingkungan tersebut mendukung untuk bersosialisasi secara bebas, tetap saja individu tersebut akan mengontrol secara selektif terhadap orang lain yang ingin memulai interaksi dengan dirinya. Privasi yang dimiliki seseorang terdapat keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain atau justru ingin menghindar dengan berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain, dengan cara mendekati atau menjauhinya.
Setiap individu pasti memiliki criteria diri sendiri untuk menentukan jarak personal yang akan dimasuki oleh orang lain, sehingga criteria setiap individu berbeda-beda. Dalam berlingkungan seorang individu akan memberlakukanorang lain yang dekat dengan dirinya atau tidak dekat dengan dirinya akan berbeda-beda. Teman-teman yang selalu menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman yang hanya kenal dikelas akan berbeda cara memberlakukannya misalnya dalam hal bercerita tentang masalah pribadi. Seorang individu akan lebih mempercayai orang lain yang dekat dengan dirinya untuk berbagi rahasia dibandingkan dengan orang lain yang baru saja dikenalnya.
Territorial merupakan tingkah laku yang menggambarkan bahwa suatu tempat tertentu yang ditempatinya merupakan miliknya. Territorial berupa tempat yang dimiliki bersama-sama dengan orang lain ataupun tempat yang dimiliki diri sendiri. Sekolahan ku, Negara ku, kamar ku merupakan contoh-contoh dari territorial yang dimiliki oleh individu maupun berkelompok. Organisasi merupakan suatu badan yang bisa jadi merupakan kumpulan dari orang-orang yang memiliki paham bersama sehingga membentuk suatu organisasi, sehingga organisasi menjadi milik bersama dan setiap anggota dari organisasi akan mengusahakan berbagai macam cara untuk membangun organisasinya supaya berkembang.