Sabtu, 13 Maret 2010

Peran Orang Tua

Peran Orang Tua
Memiliki anak yang sehat dan tumbuh cerdas serta optimal adalah harapan semua orang tua. Ketika melihat kenyataan bahwa anak mereka memiliki kemampuan yang tidak sama dengan anak-anak normal pastilah kekecewaan dan kesedihan yang pertama kali menghampiri. Peran orang tua sangatlah penting untuk tumbuh kembang bagi anak-anak autis, dengan cinta dan perhatian memiliki efek terapeutik bagi anak dalam proses penyembuhannya. Para psikiatris merekomendasikan bahwa pola pengasuhan orang tua sangatlah penting bagi anak autisme. Berdasarkan penelitian, anak autisme dapat memberikan respon yang berbeda pada otaknya saat mempercayai orang tuanya. Dengan sentuhan skin by skin dan juga eye to eye contact akan membentuk rasa kepercayaannya yg paling dasar (basic trust). Orang tua juga harus memberikan pendidikan yang tepat buat si- anak dengan cara memasukkannya kedalam sekolah khusus yang bisa memberikan kurikulum sesuai kebutuhan anak. Serta dapat memberikan terapi-terapi yang dapat membantu kesembuhan anak.


Wijayakusuma, Hembing. 2008. Psikoterapi anak autisma. Jakarta : Pustaka popular obor. Novita, Winda. 2007. Serba-serbi anak. Jakarta : Gramedia.

Selasa, 09 Maret 2010

Penyebab Autis

Penyebab Autis

Pendekatan Psikodinamik

Autisme pada anak-anak merupakan misteri yang belum terpecahkan. Tetapi pada tahun 1943 oleh Kanner, berhasil diidentifikasikan. Menurut pendekatan Psikodinamika, penjelasan awal tentang autisme berfokus pada peran dari kepribadian orang tua dan gaya mereka dalam mengasuh anak-anak. Misalnya, bahwa orang tua dari anak – anak autis adalah dingin, tanpa humor, terpisah, sangat rasional dan objektif. Orang tua seperti itu tidak bisa memberikan anak-anakanya hubungan abtar pribadi. Orang tua dari anak autis juga tidak menanamkan kepercayaan terhadap diri anaknya dan perasaan kemampuan dalam diri anaknya karena mereka berusaha untuk menguasai anak atau menuntut perfomanci anak sangat tinggi (Bettelheim,1967). Karena anak kurang percaya diri, maka ia merasa tidak berdaya untuk mengontrol nasibnya karena merasa mendapat penolakan dari orang tua.

Pendekatan Belajar

Tingkah laku abnormal anak autis dengan anak normal memiliki perbedaan diantaranya: merasa malu, tidak kooperatif, marah, mutisme. Hadiah atau mainan sering dirancang untuk mengalihka perhatian anak dan untuk mengurangi tingkah abnormal anak. Para ahli belajar menerangkan bahwa tingkah laku autis diajarkan oleh orang tua karena mereka menurunkan tingkah laku yang salah.

Pendekatan Fisiologis

Penyebab autis adalah gangguan perkembangan dan disfungsi pada susuna saraf pusat yang menyebabkan gangguan fungsi otak teutama gangguan pada pengendalian pikiran, pemahaman dan komunikasi terhadap orang lain. Misalnya Luka-luka pada batang otak, ventrikulus-ventrikulus membesar, asimetris serebral yang terbalik, hemisfer otak bagian kanan lebih aktif daripada hemisfer otak kiri, dan ketidak seimbangan biokimia yang ada diotak. Gangguan pertumbuhan sel otak ini terjadi pada saat kehamilan tiga bulan pertama. Kira-kira 60% anak autis mempunyai IQ dibawah 50 sedangkan 20% nya antara 50 – 70 dan hanya 20% mempunyai lebih dari 70.

Pergertian Autis

Pergertian Autis


Autis berasal dari bahasa Yunani yaitu Autos, yang berarti sendiri. Istilah ini menggambarkan keadaan yang cenderung dikuasai oleh pikiran atau perilaku yang berpusat pada diri sendiri.
Autis adalah suatu kondisi gangguan perkembangan yang mencakup bidang komunikasi, interaksi dan perilaku yang terjadi pada awal masa kanak-kanak. Istilah autis menggambrkan keadaan yang cenderung dikuasai oleh pikiran. Penderita autis tidak dapat mengeksprsikan perasaan dan keinginannya, sehingga perilaku yang ditimbulkan kepada orang lain terganggu.

Avianti, Ifa. 2006. Mencari Belahan Jiwa. Jakarta : Perpustakaan Nasional.
Maulani, Drg. Chaerita. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta : Gramedia.