Sabtu, 10 April 2010

Hal-hal yang dilakukan untuk memotivasi anak-anak disleksia :

1. Jangan memberi stigma negatif terhadap mereka seperti “bodoh”, “pemalas”, “pengacau”.
2. Jangan membandingkan dengan anak-anak lain
3. Jangan memberi tekanan berlebihan sehingga ia akan merasa takut dan gagal
4. Jangan menyuruh membaca keras-keras
5. Gunakan alat penunjuk atau penanada baca agar penglihatannya mengikuti alur membaca
6. Keterampilan tangan meeka dilatih dengan melempar-lempar bola, memainkan wayang, bermain dengan bulir-bulir
7. berikan lingkungan yang kondusif serta guru yang kompeten dibidangnya

Drost,. Wanci, Geraldine.K., dkk. 2008. Perilaku anak usia dini. Yogyakarta : Kanisius.

Disleksia

Definisi Disleksia

Disleksia berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu dys : tidak memadai dan lexis : kata atau bahasa. Dislexia adalah hambatan dalam perkembangan kemampuan membaca seseorang. Disleksia gangguannya sangat spesifik, merefleksikan adanya adanya kesulitan dalam membuat hubungan-hubungan saraf tertentu dan tidak menjadi masalah bagi banyak orang.

Disleksia mencapai 10 persen anak usia sekolah. Perbandingan laki-laki dan perempuan adalah tiga banding satu. Diluar aspek bahasa pada anak disleksia biasanya terdapat gangguan lain, misalnya : konsentrasi yang buruk, control diri yang kurang, dan clumsy.



Drost,. Wanci, Geraldine.K., dkk. 2008. Perilaku anak usia dini. Yogyakarta : Kanisius.


Rawon Daging


Bahan:
• 300 gram daging sapi yang agak berlemak
• 100 gram tauge pendek, dicuci bersih
• 2 lembar daun salam
• 4 lembar daun jeruk
• 1 batang serai, dimemarkan
• 2 cm lengkuas/laos, dimemarkan
• Garam dan merica secukupnya
• 6 gelas air
Bumbu yang dihaluskan:
• 4 butir bawang merah
• 2 siung bawang putih
• 4 butir kemiri
• 3 buah kluwek, diambil isinya
• 2 buah cabai merah
Cara Membuat:
• Potong kotak-kotak kecil daging sapi.
• Panaskan 2 sdm minyak goreng, tumis bumbu yang dihaluskan sampai harum bersama serai, lengkuas, daun salam dan daun jeruk. Tambahkan garam dan merica secukupnya.
• Kemudian, di dalam panci yang sudah diisi 6 gelas air, masukkan potongan daging sapi dan bumbu yang dihaluskan, rebus sampai daging sapi matang dan empuk. Apabila air mengering, tambahkan lagi sesuai selera.
• Hidangkan dengan menaburkan tauge pendek diatasnya dan hias dengan daun jeruk.


Untuk 3-4 orang.

Gangguan Disintegratif

Gangguan disintegratif pada masa kanak-kanak ditandai dengan regresi yang nyata pada beberapa area fungsi setelah periode pertumbuhan dan perkembangan yang mulanya tampak normal minimal dua tahun (DSM-IV-TR, 2000). Anak mengalami defisit sosial komunikasi serta pola perilaku yang sama dengan yang terlihat pada gangguan autistik. Gangguan ini sangat jarang terjadi. Pada disintegratif hal yang paling mencolok bahwa anak itu sudah berkembang dengan baik sebelum terjadi kemunduran yang hebat. Anak tersebut sudah bisa berbicara dengan lancar tetapi mengalami kemunduran yang sangat mengejutkan. Berbicara tiba-tiba terhenti dan mulai menarik diri dari keterampilan. Perilaku menjadi sangat acuh dan acuh dan terjadi perilaku yang berulang-ulang dan stereotipik seperti gejala yang dialami anak autis.

Ciri-ciri anak yang mengalami gangguan disintegratif:

  1. Mengalami perkembangan dalam komunikasi, hubungan sosial, permainan dan tingkah laku adaptif, sampai usia dua tahun. Kemudian regresi dan hilangnya keterampilan-keterampilan sebelum usia 10 tahun.
  2. Hilangnya pengendalian buang air besar dan buang air kecil serta kemerosotan motorik.
  3. Hilangnya minat akan lingkungan
  4. Motorik yang stereotipik yang diulang-ulang
  5. Kekurangan interaksi sosial dan komunikasi yang sama pada autisme.

Videbeck, Sheila.L. 2008. Buku ajar keperawatan jiwa. Alih bahasa: Renata Komalasari. Jakarta:; EGC.

Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan mental 2. Yogyakarta: Kanisius.

Minggu, 04 April 2010

Gangguan Belajar Akibat Sindrom Rett

Rett Syndrome adalah gangguan perkembangan atau gangguan degeneratif yang hanya dialami oleh wanita. Sindrom ini merupakan masalah kromosom (terkait dengan kromosom X). Mulai sekitar enam bulan mereka mengalami kemunduran perkembangan. Pertumbuhan kepala berkurang antara 5 bulan sampai 4 tahun. Gerakan tangan menjadi tak terkendali, gerakan yang terarah hilang. Disertai oleh gangguan komunikasi dan penarikan diri secara sosial. Seringkali memasukkan tangan ke mulut, menepukkan tangan dan membuat gerakan orang yang sedang mencuci dan hanya berhenti pada saat tidur. Hal ini terjadi 6 bulan sampai 30 bulan. Terjadi gangguan belajar berbahasa, perseptif maupun ekspresif disertai kemunduran psikomotorik yang hebat.

Gangguan lain yang sering terlihat adalah gangguan pernapasan, otot-otot yang semakin kaku timbul kejang, pertumbuhan terhambat dan kaki mengecil, terjadi hambatan dalam buang air besar dan menguyah makanan, lidah sering menjulur sambil air liur menetes, terjadi serangan epileptis yang mendadak biasanya dalam bentuk kecil. Gangguan Rett adalah salah satu gangguan spectrum autis.
Terdapat 4 tahap pada sindrom rett :
1. Tanda awal diabaikan dari 6 bulan sampai 18 bulan. Bayi tidak bisa mengadakan kontak mata dan tidak mau bermain dengan mainannya.
2. dimulai pada usia 1 sampai 4 tahun. Mulai mengalami regresi dalam berbicara. Mulai mmuncul gerakan tangan seperti mencuci baju, bertepuk tangan, dan mengetuk.
3. usia 2 tahun sampai 10 tahun. Tahap ini adalah tahap puncak dan bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Mulai berkurang dalam menangis dan marah. Kebanyakan penderita rett hanya bisa sampai pada tahap ini sampai akhir hayatnya.
4. Tanda lain yakni kurangnya pengertian, komunikasi dan keterampilan tangan. Pada kenyataannya, gerakan tangan yang berulang dapat berkurang . dapat meninggal mendadak pada saat tidur. Kebanyakan penderita rett meninggal pada umur 40-50an.


Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan mental 2. Yogyakarta: Kanisius
Naga, Dlai.S., Monika., Wawuru, Fidelis.E., dkk. 2005. Jurnal Provitae. Jakarta : Obor.

Gangguan Belajar Akibat Sindrom Asperger

Sindrom asperger pertama kali di publikasikan sekitar lima puluh tahun silam oleh Hans Asperger, seorang dokter anak di Wina. Hans Asperger mengidentifikasi suatu pola kemampuan dan perilaku konsisten yang terutama pada anak laki-laki. Pola tersebut diantaranya kurang empati, rendah dalam pertemanan, percakapan satu arah, gerakan-gerakan yang ganjil. Dalam tesis doctoral yang dipublikasikan tahun 1944, Hans Asperger menggambarkan empat anak laki-laki yang tidak lazim dalam interaksi, linguistik, dan kognitifnya. Ia mengambarkan ‘psikopati austik’


Ciri-ciri sindrom asperger yaitu kurangnya keterampilan-keterampilan sosial, ketiadaan empati, miskin komunikasi nonverbal, keterbatasan untuk bercakap-cakap, minat luar biasa dalam suatu subjek, memeberikan komentar yang benar walaupun sangat memalukan nantinya, gerakan-gerakan ganjil yang tidak terkoordinasi dengan baik. Sindrom asperger memiliki minat yang luar biasa dalam bidang transportasi, hewan, dan sains. Minat ini berganti-ganti, tapi mendominasi waktu luang dan percakapan anak. Bila berbicara dengan mereka, kita seperti berbicara dengan kamus berjalan. Anak pengidap sindrom asperger memiliki ingatan yang luar biasa, memiliki konsentrasi tinggi dalam minat khusus, dan memiliki metode orisinal dalam menghadapi masalah. Tetapi memiliki motivasi yang rendah dalam perhatian untuk aktivitas anak-anak lain. Anak pengidap sindrom asperger slalu mendapatkan kucilan dari teman-teman mereka dan olok-olokan dari anak-anank lain. Pada tahun 1990, asperger dianggap sebagai gangguan pervasif, yaitu suatu kondisi yang mempengaruhi perkembagan percakapan, sekarang sindrom ini dianggap sebagai suatu subkelompok dalam spektrum autisik.


Sampai sekarang sindrom asperger belum diketahui apakah diturunkan sevara etiologi atau genetis. Namun telah teridentifikasi bahwa lokasi-lokasi yang rapuh pada kromosom X dan kromosom 2. lebih khusus lagi anak-anak pengidap sindrom X rapuh, abnormalitas gebetis yang relative umum dapat mengembangkan karakteristik dengan sindrom ini. Pengidap asperger juga teridentifikasi bahwa terdapat abnormalitas yang terjadi pada lobus frontal dan temporal. Kondisi ini telah dinyatakan oleh serangkaian neuropsikologis.



Attwood, Tony. 2005. Sindrom asperger. Alih bahasa : Santi Indra Astuti. Jakarta : Serambi ilmu semesta.