Encopresis adalah pengeluaran feses dengan konsistensi normal atau mendekati normal dengan volunter atau involunter secara berulang di tempat yang tidak sesuai untuk defekasi menurut sosiokultural individu itu sendiri. Gangguan ini terjadi bila anak dengan tak terkendali mengeluarkan feces (tinja) pada tempat-tempat yang tidak tepat, misal pakaian atau lantai. Untuk dapat didiagnosis sebagai penderita encopresis, anak sekurang-kurangnya harus berumur empat tahunkarena terdapat tahapan toilet training. Untuk mendapat kepastian bahwa simtom encopresis bukan hanya suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan, maka buang air besar secara tidak tepat itu sekurang-kurangnya terjadi sekali sebulan selama jangka waktu enam bulan.
Encopresis primer diidentifikasi pada umur 4 tahun pada waktu anak belum mencapai kontinensia fekal. Faktor prediposisinya mungkin adalah toilet training yang tidak konsisten dan stress psikososial, seperti masuk sekolah atau kelahiran adik. Gangguan ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Inkontinensia sering terjadi sebagai akibat sekunder dan kontimpasi, inpaksi dan nyeri atau retensi fese yang selanjutnya akan mengalir. Penampilan dan kehadiran disekolah terpengaruh karena bau anak yang menusuk menjadi target cemoohan teman sekelas. Hal ini yang menyebabkan anak menarik diri dari pergaulannya.
Penatalaksanaan teurapeutik terdiri atas menentukan penyebab keadaan kotor dan menggunakan intervensi yang sesuia untuk memperbaiki masalah. Intervensi dapat melibatkan perubahan diet, pengurangan impaksi fekal, dan terapi perilaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar