Teori konstruksi sosial Vygotsky (Santroks:2004) memiliki tiga
asumsi, yaitu:
1. kemampuan kognitif anak dapat dipahami hanya ketika mereka mampu
menganalisa dan menginterpretasikan sesuatu;
2. kemampuan kognitif anak dimediasi oleh penggunaan bahasa atau
kata-kata sebagai alat untuk mentransformasi dan memfasilitasi
aktivitas mental; dan
3. kemampuan kognitif berkaitan dengan hubungan sosial dan latar
belakang sosial budaya.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, Vygotsky mengemukakan tiga
konsep belajar sebagai berikut.
1. Zone of Proximal Development (ZPD), yaitu suatu wilayah (range)
antara level terendah, yaitu kemampuan yang dapat diraih anak
jika tanpa bimbingan, hingga level tertinggi, yaitu kemampuan
yang dapat diraih anak jika dengan bimbingan.
2. Scaffolding, yaitu teknik untuk mengubah tingkat dukungan.
3. Language and thought.
Aplikasi teori Vygotsky dapat digunakan guru dan orang tua untuk
membantu anak yang mengalami disgrafia.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi:
1. Mengidentifikasi masalah disgrafia, terdiri dari:
a) masalah penggunaan huruf kapital,
b) ketidakkonsistenan bentuk huruf,
c) alur yang tidak stabil (tulisan naik turun), dan
d) ukuran dan bentuk huruf tidak konsisten.
2. Menentukan ZPD pada masing-masing masalah tersebut.
a) ZPD untuk kesalahan penggunaan huruf kapital.
b) ZPD untuk ketidakkonsistenan bentuk huruf.
c) ZPD untuk ketidakkonsistenan ukuran huruf.
d) ZPD untuk ketidakstabilan alur tulisan.
3. Merancang program pelatihan dengan teknik scaffolding. Teknik
scaffolding dalam pelatihan ini meliputi tahapan sebagai berikut.
a. Memberikan tugas menulis kalimat yang didiktekan orang
tua/guru.
b. Bersama-sama dengan siswa mengidentifikasi kesalahan tulisan
mereka.
c. Menjelaskan mengenai pelatihan dan ZPD masing-masing
permasalahan.
d. Menjelaskan kriteria penulisan yang benar dan meminta anak
menyatakan kembali kriteria tersebut.
e. Memberikan latihan menulis dengan orang tua/guru memberikan
bantuan.
f. Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa bersama-sama dengan anak.
g. Memberikan latihan menulis dengan mengurangi bantuan terbatas
pada kesalahan yang banyak dilakukan anak.
h. Mengevaluasi hasil pekerjaan bersama-sama dengan anak.
i. Memberikan latihan menulis tanpa bantuan orang tua/guru.
j. Mengevaluasi pekerjaan anak.
Pelatihan tersebut diulang-ulang pada tiap-tiap kesalahan disgrafia
yang dialami anak hingga terdapat perubahan.
Referensi:
Santrock, John W. Educational Psychology. McGraw-Hill Companies.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar