Minggu, 11 April 2010

Pendekatan Teori Disgrafia


Teori konstruksi sosial Vygotsky (Santroks:2004) memiliki tiga 
  asumsi, yaitu:
  1. kemampuan kognitif anak dapat dipahami hanya ketika mereka mampu
     menganalisa dan menginterpretasikan sesuatu;
  2. kemampuan kognitif anak dimediasi oleh penggunaan bahasa atau
     kata-kata sebagai alat untuk mentransformasi dan memfasilitasi
     aktivitas mental; dan
  3. kemampuan kognitif berkaitan dengan hubungan sosial dan latar
     belakang sosial budaya.
 
  Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, Vygotsky mengemukakan tiga 
  konsep belajar sebagai berikut.
  
  1. Zone of Proximal Development (ZPD), yaitu suatu wilayah (range)
     antara level terendah, yaitu kemampuan yang dapat diraih anak 
     jika tanpa bimbingan, hingga level tertinggi, yaitu kemampuan 
     yang dapat diraih anak jika dengan bimbingan.
  2. Scaffolding, yaitu teknik untuk mengubah tingkat dukungan.
  3. Language and thought.
 
  Aplikasi teori Vygotsky dapat digunakan guru dan orang tua untuk
  membantu anak yang mengalami disgrafia.
 
  Langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi:
    1. Mengidentifikasi masalah disgrafia, terdiri dari:
     a) masalah penggunaan huruf kapital,
     b) ketidakkonsistenan bentuk huruf,
     c) alur yang tidak stabil (tulisan naik turun), dan
     d) ukuran dan bentuk huruf tidak konsisten.
 
  2. Menentukan ZPD pada masing-masing masalah tersebut.
     a) ZPD untuk kesalahan penggunaan huruf kapital.
     b) ZPD untuk ketidakkonsistenan bentuk huruf.
     c) ZPD untuk ketidakkonsistenan ukuran huruf.
     d) ZPD untuk ketidakstabilan alur tulisan.
 
  3. Merancang program pelatihan dengan teknik scaffolding. Teknik   
     scaffolding dalam pelatihan ini meliputi tahapan sebagai berikut.
     a. Memberikan tugas menulis kalimat yang didiktekan orang
        tua/guru.
     b. Bersama-sama dengan siswa mengidentifikasi kesalahan tulisan
        mereka.
     c. Menjelaskan mengenai pelatihan dan ZPD masing-masing
        permasalahan.
     d. Menjelaskan kriteria penulisan yang benar dan meminta anak
        menyatakan kembali kriteria tersebut.
     e. Memberikan latihan menulis dengan orang tua/guru memberikan
        bantuan.
     f. Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa bersama-sama dengan anak.
     g. Memberikan latihan menulis dengan mengurangi bantuan terbatas 
        pada kesalahan yang banyak dilakukan anak.
     h. Mengevaluasi hasil pekerjaan bersama-sama dengan anak.
     i. Memberikan latihan menulis tanpa bantuan orang tua/guru.
     j. Mengevaluasi pekerjaan anak.
 
  Pelatihan tersebut diulang-ulang pada tiap-tiap kesalahan disgrafia
  yang dialami anak hingga terdapat perubahan.
  
  Referensi:
 
  Santrock, John W. Educational Psychology. McGraw-Hill Companies.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar