Minggu, 04 April 2010

Gangguan Belajar Akibat Sindrom Asperger

Sindrom asperger pertama kali di publikasikan sekitar lima puluh tahun silam oleh Hans Asperger, seorang dokter anak di Wina. Hans Asperger mengidentifikasi suatu pola kemampuan dan perilaku konsisten yang terutama pada anak laki-laki. Pola tersebut diantaranya kurang empati, rendah dalam pertemanan, percakapan satu arah, gerakan-gerakan yang ganjil. Dalam tesis doctoral yang dipublikasikan tahun 1944, Hans Asperger menggambarkan empat anak laki-laki yang tidak lazim dalam interaksi, linguistik, dan kognitifnya. Ia mengambarkan ‘psikopati austik’


Ciri-ciri sindrom asperger yaitu kurangnya keterampilan-keterampilan sosial, ketiadaan empati, miskin komunikasi nonverbal, keterbatasan untuk bercakap-cakap, minat luar biasa dalam suatu subjek, memeberikan komentar yang benar walaupun sangat memalukan nantinya, gerakan-gerakan ganjil yang tidak terkoordinasi dengan baik. Sindrom asperger memiliki minat yang luar biasa dalam bidang transportasi, hewan, dan sains. Minat ini berganti-ganti, tapi mendominasi waktu luang dan percakapan anak. Bila berbicara dengan mereka, kita seperti berbicara dengan kamus berjalan. Anak pengidap sindrom asperger memiliki ingatan yang luar biasa, memiliki konsentrasi tinggi dalam minat khusus, dan memiliki metode orisinal dalam menghadapi masalah. Tetapi memiliki motivasi yang rendah dalam perhatian untuk aktivitas anak-anak lain. Anak pengidap sindrom asperger slalu mendapatkan kucilan dari teman-teman mereka dan olok-olokan dari anak-anank lain. Pada tahun 1990, asperger dianggap sebagai gangguan pervasif, yaitu suatu kondisi yang mempengaruhi perkembagan percakapan, sekarang sindrom ini dianggap sebagai suatu subkelompok dalam spektrum autisik.


Sampai sekarang sindrom asperger belum diketahui apakah diturunkan sevara etiologi atau genetis. Namun telah teridentifikasi bahwa lokasi-lokasi yang rapuh pada kromosom X dan kromosom 2. lebih khusus lagi anak-anak pengidap sindrom X rapuh, abnormalitas gebetis yang relative umum dapat mengembangkan karakteristik dengan sindrom ini. Pengidap asperger juga teridentifikasi bahwa terdapat abnormalitas yang terjadi pada lobus frontal dan temporal. Kondisi ini telah dinyatakan oleh serangkaian neuropsikologis.



Attwood, Tony. 2005. Sindrom asperger. Alih bahasa : Santi Indra Astuti. Jakarta : Serambi ilmu semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar