Selasa, 30 Maret 2010

Gangguan Belajar Pervasif Pada Anak-anak

Gangguan belajar adalah salah satu gangguan yang dapat menganggu proses belajar pada anak. Kesulitan belajar (Learning Disabilities) yang dihadapi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu yang pertama kesulitan belajar yang berasal dari ketidakmampuan anak didik dalam dalam melakukan tugas tertentu yang dapat dilakukan anak-anak lainnya yang sebaya. Yang kedua adalah kesulitan yang berasal dari kerusakan sistem saraf sehingga enghambat proses belajar. Konsep anak yang mengalami kerusakan otak dicetuskan oleh Strauss dan Weber pada tahun 1942. Learning Disabilities umumnya permasalahan pada perkembangan emosional, potensial intelektual anak dan sosial. Mendapat perhatian lebih banyak berkaitan dengan bagaimana proses mental dan gangguan mental yang dialami oleh anak.

Dalam terapi yang diberikan pada anak yang mengalami gangguan belajar, diperlukan terapi wicara dan bahasa untuk mengenali ada tidaknya dalam masalah ini. Diperlukan juga beberapa pakar medis untuk melihat gangguan fisik, anatomi, alergi, biokimia, hormonal atau fungsi otot yang mungkin ikut berperan. Pada learning disorder, umumnya anakk akan merujuk untuk menjalani EEG, Electro Encephalogram atau MRI (magnetic resonance imaging), yang menunjukkan ada tidaknya kerusakan otak. Ketidaksempurnaan fungsi otak ini disebabkan oleh kelainan yang terjadi selama bayi atau pada saat berada di kandungan.

Ciri-ciri anak dengan gangguan belajar :

1. kegagalan yang terus berlangsung pada prestasi belajar, dan memerlukan upaya pencegahan seperti remedial, les, pelajaran tambahan, dan dukungan dari orang-orang sekitar.

2. kelemahan fisik yang menganggu anak, seperti kemampuan daya penglihatan yang kurang, pendengaran dan menderita sakit tertentu yang tidak disadari.

3. kecemasan pada diri anak tersebut untuk berprestasi. Anak mulai ragu, merasa tidak nyaman, dan melamun.

4. perhatian anak yang kurang pada mata pelajaran yang mempengaruhi nilai pada raport mereka.

5. anak tidak memperoleh metode pembelajarn yang tidak tepat sesuai dengan kebutuhannya dan bisa menyebabkan kebosanan dalam belajar.



Dorst, S.J., Wanei, Geraldine., dkk. 2003. Perilaku anak usia dini. Yogyakarta: Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar