Minggu, 11 Oktober 2009

Kritikan Humanistik Terhadap Psikoanalisa dan Behaviorisme

2. Kritikan Humanistik terhadap Psikoanalisa dan Behaviorisme
Humanistik menolak dua pendekatan psikologi yang dominan yaitu psikoanalisis dan behaviorisme. Para humanis menganggap psikoanalisis yang menekankan pada dorongan seksual dan agresi yang berbahaya, memiliki pandangan yang pesimis mengenai hakikat manusia. Behaviorime dianggap mengabaikan kapasitas manusia untuk bergembira. Para humanis juga mnganggap behaviorisme mengabaikan hal-hal yang benar – benar penting bagi kebanyakan orang. Seperti keunikan, harapan, dan keinginan. Para humanis menganggap behaviorisme yang menekankan pada tindakan yang terobservasi yang pendekatannya yang terlalu mekanistik dan mengabaikan hakikat manusia. Dalam pandangan humanistic, perilaku manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh konflik yang tidak disadari maupun oleh lingkungan manusia yang mempunyai kehendak bebas sehingga memiliki kemampuan untuk berbat lebih banyak bagi dirinya, lebih dari yang diprediksikan oleh psikoanalisis atau behaviori. Tujuan psikologi humanis adalah membantu manusia untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif dan merealisasikan potensinya secara utuh. Psikologi humanistik sangat menghormati kebebasan individu. Ia bertujuan untuk memprediksikan dan mengendalikan hidupnya secara lebih baik.

Referensi :

Wade, Carole., Tavris, Carol. 2008. Pengantar Psikologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Hall, Cavin., Lindzey, Gardner. 1993. Teori-teori Pskikodinamik 2. Alih bahasa : Yustinus. Yogyakarta : Kanisius.

Gracia Hutami Putri
2PA05
10508095

Perbedaan Psikoanalisa, Behaviorisme, dan Humanistik

1. Perbedaan Psikoanalisis dengan Behavior dan Humanistik

a. Perbedaan berdasarkan Fokusnya
Psikoanalisis memfokuskan perhatiannya kepada totalitas kepribadian manusia, bukan kepada bagian-bagiannya yang terpisah. Seperti tubuh jasmani yang mempunyai struktur : kepala, kaki, lengan dan tubuh, Sigmund Frued, berkeyakinan bahwa jiwa manusia juga mempunyai struktur, walaupun tidak terdiri dari ruangan.
Behaviorisme berfokus pada lingkungan dan pengalaman. Pengaruh lingkungan terhadap perilaku yang dapat diobservasi, bukan melalui proses mental yang kelihatan, peniruan dan sejumlah kepercayaan dan nilai. Ia juga memandang psikologi sebagi suatu studi tentang tingkah laku dan menjelaskan belajar sebagai suatu sistem respon tingkah laku terhadap rangsangan fisik. Menggunakan paradigma dari suatu reinforcement (penguatan). Pendekatan behavorisme memberi tekanan bagaimana peserta didik membuat pengalaman dan perilakunya. Salah satu pendekatannya yang paling awal adalah pengkondisian klasik.
Humanistik berfokus pada keyakinan para individu dimotivasikan oleh pertumbuhan positif kearah kesempurnaan, keunikan pribadi, dan kepenuhan diri sendiri. Dengan kata lain humanis berpendapat bahwa individu tidak didorong dari kekuatan dari bawah ataupun dari luar, melainkan individu didorong untuk keatas. Yaitu pada suatu keadaan perkembangan pribadi yang lebih tinggi. Pada hakikatnya pandangan humanistic lebih bersifat positif dan optimistik tentang perkembangan manusia dibanding dengan teori yang lain. Rogers menyebut dirinya sebagai salah orang yang berpandangan humanistik dalam psikologi kontemporer psikologi humanistik menetang apa yang disebut pesimisme.
b. cara memandang manusia
Psikoanalisis berpendapat stuktur jiwa sendiri memiliki suatu sistem. Dan sistem itu terdpat tiga bagiannya, diantaranya : Id, Ego, dan Superego. Id (Das Es) adalah aspek yang termasuk kedalam aspek biologis dan merupakan sistem yang original didalam kepribadian dari aspek inilah kedua aspek yang lain tumbuh. Das es berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir. Ego (Das Ich) adalah aspek kedua yaitu yang berkaitan dengn aspek psikologis daripada kepribadian yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata. Didalam fungsinya das ich berpegang pada “ prinsip kenyataan”. Das ich juga dipandang sebagai aspek eksekutif kepribadian, oleh sebab itu das ich mengontrol jalan-jalan yang ditempuh, memiliki kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi serta cara-cara memenuhinya, memilih objek-objek yang apat memenuhi kebutuhan. Superego (Das Ueber Ich) adalah aspek ketiga yang berkaitan dengan sosiologi kepribadian yang merupakn wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagimana ditafsirkan orang tua terhadap anak-anak yang dimasukkan dengan berbagai perintah dan larangan. Fungsinya yang pokok adalah menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.
Behaviorisme Ia melihat manusia sebagai “kotak hitam” yang akan merespon terhadap rangsanagn yang boleh diperhatikan dan diukur.terdapat konsep bahwa manusia adalah robot.
Humanistik Ia yakin setiap individu terdapat potensi-potensi untuk tumbuh menjadi sehat dan kreatif. kegagalan dalam mewujudkan potensi-potensi ini disebabkan oleh pengaruh yang bersifat menjerat dan keliru dari latihan yang diberikan oleh orang tua dan pengaruh-pengaruh sosial lainnya.
c. cara pandang tentang potensi manusia
Psikoanalisa lebih bersifat pesimisme suram, yang berarti mengulik seseorang untuk mengingat masa lalunya atau luka batin yang pernah dialami. Tidak memperhatikan potensi-potensi dalam individu. Lebih banyak memusatkan pada tentang masa lalu daripada masa depan.
Behaviorisme juga tidak memperhatikan potensi-potensi manusia. Hanya memusatkan proses pembelajaran manusia.
Humanistik memperhatikan potensi-potensi yang ada, optimis dan positif. Itu adalah cirri khas dari aliran ini. Humanistic ingin agar manusia bisa melihat masa depan untuk mengembangkan daya kreativitas yang ada pada masing-masing individu.



Referensi :
Satiadarma, Monthy., Waruwu, Fidelis., Wandasari, Yettie., dkk. 2004. Jurnal Provitae. Jakarta : Obor Indonesia.
Goble, Frank. 1987. Mazhab ketiga. Yogyakarta : Kanisius.
Wade, Carole., Tavris, Carol. 2008. Pengantar Psikologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Hall, Cavin., Lindzey, Gardner. 1993. Teori-teori Pskikodinamik. Alih bahasa : Yustinus. Yogyakarta : Kanisius.

Gracia Hutami Putri
2PA05
10508095

Rabu, 30 September 2009

Kesehatan Mental Perbedaan Psikoanalisa Freud dengan Psikososial Erikson

1. ide kunci Psikoanalisis dan ide kunci Psikososial
Ide kunci Psikoanalisis adalah bahwa mereka bersembunyi dri kesadaran individual, dengan kata lain mereka tidak disadari. Dorongan dari ketidaksadaran yang muncul dari perilaku dan pikiran (unconscious motivation).
sedangkan Psikososial ide kunci yang dimilikinya adalah perkembangan pada pengaruh social budaya di lingkungan individu. Meski teori dari Erikson sendiri dipengaruhi dari psikoanalisa Freud yaitu Libido.
2. Perkembangan Psikoseksual dan Psikososial
Dalam teori ini Freudian adalah rangkaian tahapan perkembangan karakter selama masa bayi, anak-anak, dan remaja, dimana kenikmatan akan berubah dari mulut ke genital.
Dalam teori psikososial Erikson mencakup delapan tahap sepanjang rentan kehidupan. erikson menyatakan bahwa perkembangan ego bersifat seumur hidup. Dia mengaplikasikan teorinya kepada public figure.
3. Tahapan psikoseksual Freud dan psikososial Erikson
• Tahapan Psikoseksual
a. Oral (12-18 bulan)
Sumber kenikmatan utama bayi melibatkan aktivitas berorientasi mulut(menghisap dan menelan). Hubungan social lebih bersifat fisik. Seperti makan, dan minum susu. Obyek social terdekat adalah ibu.
b. Anal (12-18 bulan sampai 3 tahun)
Anak mendapat kepuasan seksual dengan menahan atau melepaskan feses. Zona kepuasaan adalah daerah anal dan toilet training yang merupakan aktivitas penting. Pada masa ini anak sudah mampu bertanggung jawab atas beberapa kegiatan tertentu.
c. Falik ( 3 tahun- 6 tahun)
Anak menjadi lengket dengan orang tua dari jenis kelamin berlainan dan kemudian mengidentifikasikannya dengan orang tua berjenis kelamin sama. Oedipus complex, pada anak laki-laki keterdekatan dengan ibunya menimbulkan gairah seksual dan perasaan cinta. Tapi persaan ini terhalang dengan adanya tokoh ayah. Kompleks ini kemudian diikuti oleh kecemasan kastrasi (takut dipotong alat kelaminnya) sehingga menimbulkan perilaku menurut dan meniru tindak tanduk saingannya.
d. Laten ( 6 tahun sampai pubertas)
Masa relative tenang diantara tahapan-tahapan yang lebih bergelora. Kecemasan dan ketakutan yang timbul pada masa-masa sebelumnya ditekan. Anak laki-laki lebih banyak bergaul dengan teman sejenis begitu pula anak perempuan. Oleh Karena itu, fase ini disebut dengan periode homoseksual alamiah. Anak mencari figure ideal diantara orang dewasa berjenis kelamin sama.
e. Genital ( pubertas sampai dewasa)
Kemunculan kembali dorongan seksual tahap falik disalurkan kepada kematangan seksualitas masa remaja. Energi psikis disalurkan untuk hubungan-hubungan heteroseksual. Rasa cintanya pad anggota keluarga dialihkan pada orang lain yang berlawanan jenis.

• Tahapan Psikososial
a. Basic Trust vs Basic mistrust ( lahir sampai 12 -18 bulan)
Bayi mengem,bangkan persaan bahwa dunia merupakan tempat yang aman dan baik. Bila rasa aman dipenuhi maka anak akan mengembangkan dasar-dasar kepercayaan padalingkungan. Jika terganggu, tidaaaak pernah merasakan kasih sayang, akan menimbulkan ketidak percayaan. Ibu memegang peranan penting.
b. Autonomi vs Shame and Doubt ( 12-18 bulan- 3 tahun)
Anak mengembangkan keseimbangan independent dan kepuasaan diri terhadap rasa malu dan keraguan.
c. Inisiative vs Guilt ( 3 hingga 6 tahun)
Anak mengembangkan inisitif ketika mencoba aktivitas baru dan tida terlalu membebani oleh rasa bersalah. Tetapi ketika tahap sebelumnya ia mengembangkan perasaan ragu-ragu, maka ia akan merasa bersalah an tidak berani melakukannya lagi.
d. Industri vs Inferiority ( 6 tahun hingga pubertas)
Anak belajar keterampilan budaya atau menghadapi perasaan tidak kompeten. Anak sudah mampu berpikiran logis dan sudah bersekolah. Konfilk yang dihadapi pada tahap ini adalah perasaan sebagai seseorang yang mampu vs rendah diri. Bila tuntutan-tuntutan bisa dipenuhi akan menimbulkan percaya diri tapi bila tidak akan menimbulkan rendah diri.
e. Identity vs Role Confusion ( pubertas sampai dewasa awal)
Anak harus mulai memutuskan bagaimana masa depannya. Konflik yang dihadapi adalah bila mampu berhasil pada tahap-tahap sebelumnya, maka ia akan menemukan dirinya. Bila sebaliknya akan merasakan kekaburan pesan.
f. Intimacy vs Isolation ( dewasa awal)
Individu mulai membuat komitmen dengan orang lain, apabila tidak sukses mak ia akan menderita isolasi dan pemisahan diri.
g. Generativity vs Self-Absortion ( dewasa tengah)
Perhatian orang dewasa yang sudah matamg adlah membangun dan membimbing generasi selanjutnya atau merasa tidak percaya diri.
h. Ego vs Despair ( dewasa akhir)
Individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi dan tindakan-tindakannya dimasa lalu akan menimbulkan perasaan puas. Bila ia merasa semuanya belum siap atau gagal, akan timbul kekecewaan yang mendalam.

4. tentang teori id, ego dan superego
Freud mempresentasikan sejumlah definisi tentang sistem interaksi dari kepribadian id, ego, dan superego yang merupakan sumbangan pada perspekstif baru dalam struktur dan fungsi jiwa. Ego dijelaskan bersifat tunduk pada perilaku-perilaku dari id dan superego, tetapi ia juga percaya dengan banyak fungsi lain yang penting, seperti misalnya pengujian realitas dan kontrol penggerak perilaku. Dengan demikian pandangan Freud sebelumnya kontradiksi bahwa ego merupakan yang terlemah dari tiga agen mental tersebut Erik Erikson yang mempresentasikan teori fungsi ego, perluasan dan perpanjangan tentang konsep-konsep psikoanalisis klasik. Bagi Erikson, pendekatan ego merupakan mode yang kreatif, diadaptasikan pada keadaan sekitar atau menemukan cara-cara untuk mengubah keadaan sekitarnya.


Referensi :
Papalia, Diane E., Old, Sally. 2008. Human development ( jilid ke sembilan ). Alih bahasa : A.K Anwar. Jakarta : Kencana.

Riyanti, Dwi., Prabowo, Hendro. 1996. Psikologi Umum 1. Jakarta : Falkutas Psikologi Gunadarma.

Selasa, 29 September 2009